Pancasila dalam praktik pesta demokrasi
|
Penulis : Endro Sunarko/Rikka Tristiani
Editor : Suyitno Arman
Tulungagung.bawaslu.go.id – Malang. Pancasila dalam praktik pesta demokrasi. Inilah tema menarik yang diangkat oleh Bawaslu Jatim dalam giat Goes to Campus ke Universitas Negeri Malang (UM), Kamis (4/6/2020).
Kegiatan yang digelar secara daring ini diikuti oleh Bawaslu kabupaten/kota se Jawa timur dan unsur mahasiswa, menghadirkan narasumber Kordiv Penyelesian Sengketa Totok Hariyono dan Dosen UM Abdul Qodir Addaqil.
Dalam presentasinya Totok menyampaikan bahwa pelaksanaan pemilu dalam situasi pandemi covid-19 perlu kerja keras. Semua pihak harus tetep gotong royong dalam arti tidak saling menindas. Gotong royong yang saling menyehatkan sesuai protokol kesehatan covid-19.
Tokoh yang pernah menjadi wartawan itu menekankan bahwa manusia indonesia sejak lahir sudah berketuhanan. “Sehingga dalam kehidupan kalau benar-benar takut dengan Tuhan, tentu tidak korupsi dan tidak melakukan politik uang. Sehingga nilai-nilai falsafah Pancasila otomatis dilaksnakan”.
Sementara itu Abdul Kodir addakhil menyampaikan ada beberapa hal penyimpangan dalam pemilu dan demokrasi di Indonesia. Diantaranya manipulasi administrasi syarat pencalonan, politik uang, polotisasi birokrasi, manipulasi suara, ancaman dan intimidasi, serta kelalaian petugas pemilu dan mentalitas penyelenggara pemilu.
Dalam kegiatan ini Bawaslu Tulungagung diwakili oleh Endro Sunarko. Satu hal menarik dalam diskusi tersebut bahwa dalam pratik bernegara di semua bidang harus didasari dengan nilai nilai falsafah Pancasila. Demikian juga dalam pelaksanaan pemilu, Pancasila tidak sekedar sebagai jargon saja.