Jaga Kemitraan, Bawaslu Tulungagung Hadiri Seminar Nasional PWI
|
Suyitno Arman saat hadiri acaa PWIPenulis/Editor : Suyitno Arman
Tulungagung (tulungagung.bawaslu.go.id) - Pers atau media masa adalah pemangku kepentingan (stakeholder) strategis bagi Bawaslu. Karena itu dalam rangka menjaga kemitraan, Bawaslu Tulungagung berpartisipasi dalam kegiatan seminar nasional yang digelar PWI. Komisioner Bawaslu Tulungagung Suyitno Arman didaulat sebagai moderator. Sementara narasumber yang hadir adalah Anggota Dewan Pers 2019-2022 Ahmad Djauhar Tas'an, Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo, serta Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Tulungagung Galih Nusantoro.
Seminar ini diadakan dalam rangkaian Hari Pers Nasional (HPN) Tahun 2020, dengan tema "Tantangan Profesionalisme Wartawan Di Era Industri 4.0", Rabu (19/8/2020) di Hall Hotel Narita Tulungagung. Selain Suyitno Arman, Ketua Bawaslu Tulungagung Fayakun juga menyempatkan hadir di acara ini.
Fayakun bahkan sempat memberikan masukan dan pertanyaan kepada narasumber, diantaranya terkait dengan tampilan dan substansi pemberitaan. Pada beberapa produk berita tertentu, Ia menilai kerap terjadi kesalahan penulisan konsep maupun makna dari yang sebenarnya, terutama jika menyangkut persoalan hukum.
“Beberapa berita kadang salah menyebut istilah-istilah umum di bidang hukum. Misalnya apa itu penyelidikan, penyidikan, dakwaan atau tuntutan. Padahal sesuai KUHAP, beda pengertiannya sangat jelas dan tegas. Nah mestinya wartawan harus jeli dan tahu betul. Sehingga faham apakah suatu kasus masih dalam tahap penyelidikan atau penyidikan dan sebagainya”, kata Fayakun.
Anggota Dewan Pers Ahmad Djauhar Tas'an mengapresiasi pertanyaan sekaligus kritikan ini. Ia menyebut kasus semacam itu kadang memang terjadi, terutama bagi media-media yang tidak menyiapkan SDM jurnalisnya secara baik. Bahkan Djauhar juga mengkritik ada wartawan yang tidak mau belajar.
“Saya menyebut dalam istilah kemalasan. Dulu wartawan jaman saya, kalau besok mau ditugaskan meliput berita tertentu, maka malam harinya harus benar-benar belajar dan banyak membaca asusnya. Padahal dulu cari informasi tidak segampang saat ini. Saat ini sudah ada internet yang bisa di akses dengan mudah dan cepat”, kata Djauhar.
Lebih jauh, Ketua Komisi Penelitian, Pendataan dan Ratifikasi Pers Dewan Pers ini memaparkan masa depan jurnalis terletak pada kualitas media dan menjaga jurnalisme. Karena itu kualitas dan kebenaran isi berita saat disajikan, harus dijaga sehingga masyarakat memperoleh berita yang benar dalam rangka mencerdaskan bangsa.
Sementara itu Ketua PWI Tulungagung M Aminun Jabir mengatakan, seminar nasional ini bertujuan memberikan pandangan kepada pelaku maupun pihak-pihak yang berkaitan dengan dunia Jurnalis. Harapannya, profesionalitas wartawan di Tulungagung semakin meningkat dan memiliki daya saing di era revolusi industri 4.0.
Seminar ini diikuti tak kurang sekitar 100-an orang. Tamu undangan yang hadir diantaranya Kapolres Tulungagung, Dandim 0807/Tulungagung, BNNK Tulungagung, Forpimda, OPD di lingkup Pemkab Tulungagung, serta perwakilan dari GMNI, PMII, HMI, Wartawan, LSM dan AKD.