Bawaslu Tulungagung: Ajak Siswa SLTA Pengawasan Partisipatif Pemilu 2024
|
Reporter : Intan Mulyana Rukmanawaty
Editor : Endro Sunarko
Tulungagung (tulungagung.bawaslu.go.id) – Mensukseskan pelaksanaan pemilu serentak 2024, tak henti-hentinya Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Tulungagung terus mensosialisakan tahapan pemilu kepada publik, salah satunya memberikan pendidikan politik kepada masyarakat yang sudah memiliki hak pilih ataupun sebagai pemilih pemula.
Tepatnya hari ini, Bawaslu Kabupaten Tulungagung menggelar Sosialisasi Nilai-Nilai Pengawasan Partisipatif Terhadap Pemilih Pemula dalam Pelaksanaan Tahapan Pemilu Serentak Tahun 2024 di Barata Convention Hall. Jum’at (02/12/22).
Pemilih Pemula yang dimaksud di sini adalah pemilih yang baru pertama kali akan menggunakan hak pilihnya.
Dihadiri oleh dua pemateri yakni Abhan, Ketua Bawaslu Republik Indonesia Periode 2017-2022 dan Engelbert Johannes Rohi sebagai Pegiat Pemilu dan Demokrasi. Masing-masing dari pemateri akan memberikan pendidikan politik kepada peserta yang hadir pada sosialisasi ini yakni siswa SMAN 1 Tulungagung, SMAN 1 Kauman, SMKN 2 Boyolangu, SMKN 2 Tulungagung.
Peserta Sosialisasi Nilai-Nilai Pengawasan Partisipatif Terhadap Pemilih Pemula dalam Pelaksanaan Tahapan Pemilu Serentak Tahun 2024 di Barata Convention Hall. Jum’at (02/12/22)Bawaslu mengajak pemilih pemula dalam pengawasan partisipatif dan menggunakan hak pilihnya pada pemilu serentak 2024. Hal tersebut disampaikan Ketua Bawaslu Kabupaten Tulungagung, Fayakun saat memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan sosialisasi.
Ketua Bawaslu Kabupaten Tulungagung, Fayakun saat memberikan sambutan dan membuka kegiatan“Calon pemilih pemula saya harapkan harus terlibat dalam pemilu 2024. Nanti kalian akan merasakan euforia ketika sudah memiliki hak pilih. Jadilan pemilih yg realistis dan obyektif. Saya mengajak kepada pemilih pemula mari kita kawal demokrasi ini agar mempunyai kualitas yang baik. Mari kita wujudkan asas pemilu yang langsung, umum, bebar, rahasia, jujur, dan adil,” jelasnya.
Abhan menegaskan bahwa kesuksesan pemilu tidak lepas dari partisipasi masyarakat Indonesia salah satunya generasi milenial yang akan menjadi pemilih pemula.
“Pemilu tanpa peran masyarakat dapat menyebabkan lemahnya kapasitas kepemimpinan yang dihasilkan, legitimasi politiknya dipertanyakan, hilangnya kepercayaan rakyat. Kemudian akan sangat berkualitas apabila masyarakat terlibat pada pengawasan partisipatif. Kerena masyarakat memiliki posisi untuk melindungi hak politik, memastikan terwujudnya pemilu yang bersih, transparan, berintegritas dari sisi penyelenggara dan penyelenggaraan, mewujudkan kepemimpinan politik yang sesuai dengan aspirasi terbesar rakyat,” tegas Abhan.
Engelbert Johannes Rohi yang kerap dipanggil Bang Jojo menyampaikan ada tiga pemangku kepentingan dalam pelaksanaan pemilu dan pemilihan. Peran masyarakatlah yang paling penting.
“Ada stakeholder utama dalam pelaksanaan pemilu ataupun pemilihan yang pertama pemilih. Pemilih yang dimaksud adalah hak pilih masyarakat salah satunya adik-adik yang hadir disini akan menjadi pemilih pemula serta menjadi pengawas partisipatif, yang kedua kontestan. Kontestan disini peserta pemilu yakni partai politik dan calon perseorangan pada pemilu dan pilkada, kemudian yang ketiga penyelenggara. Penyelenggara disini KPU, Bawaslu, DKPP,” jelasnya.