Lompat ke isi utama

Berita

Abhan: Pilkada pandemic banyak tantangan, tapi bukan tidak dapat dilaksanakan

Penulis /Editor: Suyitno Arman

Tulungagung.bawaslu.go.id – Jakarta). Melanjutkan pilkada di tengah pandemic Covid-19 memang banyak tantangan, tapi bukan tidak dapat dilaksanakan. Demikian disampaikan Ketua Bawaslu Ri Abhan, pada acara diskusi virtual “Upaya pencegahan TPS sebagai kluster baru penyebaran Covid-19, dalam rangka pilkada serentak 9 Desember 2020”. Webkusi ini digelar oleh DPP Gerakan Pemuda Nusantara (GPN),  Rabu malam (17/6/2020).

Menurut Abhan, ada banyak potensi titik rawan utamanya dari sisi pengawasan pilkada di masa pandemic. Namun sedikitnya ada potensi titik paling rawan terutama pada 4 tahapan, yakni: verifikasi faktual dukungan perseorangan, pendataan dan pemutakhiran data pemilih, tahapan kampanye, dan tahapan proses pemungutan dan penghitungan suara.

Ketua Bawaslu RI Abhan dalam acara diskusi virtual “Upaya pencegahan TPS sebagai kluster baru penyebaran Covid-19, dalam rangka pilkada serentak 9 Desember 2020”.

“Di TPS misalnya. Bagaimana jika ada pemilih yang tidak bawa masker? Atau bagaimana misalnya jika ada pemilih yang sudah hadir di TPS, tetapi ternyata suhu tubuhnya tinggi di atas normal. Apakah kemudian tidak boleh masuk? Padahal hak memilih adalah hak asasi yang harus dijamin”, tegas Abhan.

Menurut Abhan, penyelenggara pemilu harus menyiapkan jalan keluarnya. Abhan sendiri tetap meyakini meski banyak tantangan, namun pilkada lanjutan tetap bisa dilaksanakan. Tentu harus dibarengi dengan ketaatan terhadap protocol kesehatan, kesiapan teknis, dan dukungan anggaran utamanya untuk pemenuhan APD.

Hal sama juga disampaikan oleh B. Wisnu Wijaya dari Tim Gugus Tugas Covid-19. Wisnu mengajak semua pihak menanamkan optimisme. “Kalau kita yakin dan optimis, kita akan mampu. Kalau kita satukan tekad bahwa kita bisa, kita akan bisa”, ajak Wisnu.

Sementara pakar epidemologi dan guru besar biokimia biologi Unair Surabaya Prof. DR. C.A. Nidom, MS., tetap mengingatkan bahwa menggelar pilkada saat pandemic harus tetap dilaksanakan dengan kehati-hatian tinggi. Harus mengutamakan dan menerapkan prinsip kewaspadaan menyeluruh guna mencegah timbulnya potensi cluster baru covid-19.

Menurutnya ada 3 poin penting yang harus diperhatikan di dalam TPS, yakni: jarak, durasi dan ventilasi. Jarak tidak cukup 1 meter, karena beberapa negara bahkan sudah menerapkan hingga 2 meter. Terkait dengan durasi, penting untuk dibatasi. “Waktu yang dihabiskan dengan orang lain, upayakan membatasi interaksi langsung kurang dari 15 menit”.

Chairul A Nidom pakar epidemologi dan guru besar biokimia biologi Unair Surabaya saat menyampaikan materi dalam diskusi virtual

Selain itu juga harus dipastikan ketersediaan fasilitas pendukung di TPS seperti tempat cuci tangan, sabun/hand sanitizer, APD standar untuk para petugas TPS, dan aturan wajib penggunaan masker bagi seluruh pengunjung.

Diskusi virtual yang juga diikuti oleh Komisioner Bawaslu Tulungagung Suyitno Arman

Selain Abhan, Wisnu Wijaya dan Prof. DR. C.A. Nidom, MS., dalam kegiatan ini juga menampilkan narasumber lain yakni Ketua KPU Arif Budiman, serta anggota Komisi 2 DPR-RI yang juga Ketua Umum GP Ansor H. Yaqut Cholil Qoumas. Diskusi dipandu oleh Ketua Umum DPP GPN yang juga Ketua DPP KNPI Verry Achmad.

Tag
Tak Berkategori